Selasa, 13 Maret 2018

Pemakaian Sensor Suhu Pada Produsen Kayu Press (Kayu Lapis/Triplek)

Pemanfaatan Sensor Suhu di Produsen Kayu Lapis - Indonesia dikenal dengan hutan hujan tropis dimana hutan di kawasan tropis yang selalu diguyur hujan sepanjang tahun, dan karena hutan ini selalu basah dan subur sehingga kita juga masuk urutan hutan yang dilindungi sebagai paru-paru dunia.

Namun disayangkan kawasan hutan kita mulai terjadi pengurangan 30 persen di seluruh provinsi yang terjadi selama 60 tahun terakhir, kerusakan hutan di Indonesia mencapai lebih dari 1,08 juta hektare (ha). Dengan tambahan kerusakan sebanyak itu, hingga saat ini, luas hutan yang rusak di Indonesia telah mencapai 65 juta hektare atau sekitar 50 persen dari total luas hutan sekitar 130 juta hektare (Kutipan : Bp Zulkifli Hasan, Kementerian kehutanan). Banyak faktor yang menyebabkan hutan indonesia kita berkurang, diantaranya : penebangan liar, pertumbuhan penduduk, dan kebijakan pemerintah terhadap investor.

Indonesia juga mempunyai banyak produsen kayu, terbukti banyaknya ekspor kayu indonesia pertahun, namun untuk menjaga kualitas kayu impor kita harus memperhatikan proses pengolahannya, termasuk proses pengeringan.

Proses pengeringan kayu secara umum ada beberapa tahap yaitu:
  1. Pemanasan awal (preheating) : Pengeringan hingga kadar air >30%
  2. Pengeringan sampai titik jenuh serat : Pengeringan hingga kadar air 21% – 30%
  3. Pengeringan sampai kadar air akhir : Pengeringan hingga kadar air 6% – 8%
  4. Pengkondisian (conditioning) : Pengeringan dibawah kadar air yang ditargetkan
  5. Penyamaaan atau Pemerataan kadar air kayu (equalizing) : Pengeringan hingga kadar air 5% – 6%, tetapi inti kayu tetap di kondisi 8%.
  6. Pendingin (cooling down) : Pengeringan kayu dengan cara perlahan dan dengan penjagaan sirkulasi udara dalam ruang oven.

Seiring perkembangan zaman juga mempengaruhi proses pengeringan kayu, adapun teknologi yang sering digunakan untuk proses pengeringan kayu antara lain:
  • Solar Kiln : Proses pengeringan menggunakan tenaga matahari
  • Conventional Kiln : Proses pengeringan menggunakan uap air panas
  • Vacuum Kiln : Proses pengeringan menggunakan vacuum
  • Dehumiditification Kiln : Proses pengeringan dengan mendaur ulang udara panas di dalam ruangan pengering

Dari proses pengeringan tersebut yang paling diperhatikan adalah kandungan air yang terdapat pada kayu, yang mana untuk mendapat kandungan air yang pas dibutuhkan proses pengeringan yang tepat, dengan mengontrol suhu pada chamber atau ruang pemanas, tentunya dengan pengecekan secara berkala dengan sensor suhu dapat mempermudah kinerja kita untuk mendapatkan kayu yang berkualitas. Sensor suhu yang sering digunakan adalah sensor tipe handheld, namun kelemahannya masih membutuhkan tenaga manusia untuk setiap kali pengecekan, namun dengan sensor suhu CTLaser kita dapat mengukur suhu yang sangat rendah (-50 ° C) sampai suhu tertinggi (2200 ° C).
piro

Jika anda tertarik & ingin konsultasi tentang sensor yang tepat untuk anda, silahkan hubungi kami:
http://www.automationindo.co.id/
Telp : (021) 8690 6777 / 0816 1740 8890
WA : 0813 8742 8586
Email : sales@automationindo.com

0 komentar:

Posting Komentar