Agar anggota badan tiruan bekerja,perlu teknologi yang dapat mendeteksi informasi dan mengirim pesan ke otak agar dapat dimengerti.
Dari tekanan hingga panas,teknologi sensor diperlukan agar dapat mendeteksi beberapa jenis informasi,mengolahnya dan mengirimkan informasinya secara bersamaan – semuanya secara real time.
Tekanan-Sensing Artificial Skin
Pada bulan Oktober 2015,para insinyur di Standford University mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan kulit plastic yang mampu mendeteksi seberapa keras tekanannya,dan mengirimkan informasi ini sebagai dorongan listrik yang dapat dimengerti otak.
Kulit buatan mutakhir terdiri dari dua lapisan,dengan lapisan atas sebagai alat penginderaan dan lapisan bawah yang memindahkan sinyal listrik dan mengubahnya menjadi rangsangan biokimia yang dapat diidentifikasi oleh saraf.Lapisan atas juga memiliki sebuah sensor yang dapat mengenali tekanan pada spectrum yang sama dengan kulit manusia.
Tim memulai pekerjaan mereka dengan mengukur kelebihan yang melekat pada plastic dan karet pada tingkat molekuler.Mereka kemudian meningkatkan sensitivitas bawaan ini dengan menekan pola waffle menjadi plastik yang tipis,yang kemudian meremas bagian atas plastic.
Untuk memanfaatkan kapasitas penginderaan tekanan ini secara elektronik,tim ini menyebarkan miliaran nanotube karbon ke seluruh plastic yang tidak diolah.Menekankan tekanan pada plastic mendorong nanotube mendekat dan memungkinkan mereka melakukan electricity.
Kemampuan untuk melakukan sinyal listrik pada dasarnya meniru kulit manusia,yang mentransmisikan stress information ke otak sebagai pulsa listrik singkat,sangat mirip dengan kode morse.Tekanan tumbuh pada nanotube waffled mendorong mereka lebih dekat bersama-sama,memungkinkan lebih banyak listrik mengalir melalui sensor,dan implus beragam itu disampaikan sebagai pulsa pendek ke sistem penginderaan.Hapus ketegangan,dan aliran pulsa melambat,menunjukan sentuhan ringan.Lepaskan semua tekanan dan pulsa berhenti sepenuhnya.
Tim kemudian meletakkan sistem penginderaan tekanan ini di sirkuit elektronik fleksibel yang bisa membawa pulsa listrik ke sel saraf.
Pendeteksian Panas
Selain rasa sentuhan,anggota tubuh alami kita juga memberi kita kemampuan untuk merasakan suhu,dan sebuah tim peneliti mengumumkan pada tahun 2014 bahwa mereka telah mengembangkan kulit buatan yang mampu melakukan hal yang sama.
Dijelaskan dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh jurnal Nature,kulit buatan dikembangkan oleh tim besar insinyur Amerika dan Korea Selatan.Kulit buatannya super melar,dan bisa merasakan panas, strain, tekanan dan kelembaban.
Kunci teknologi di balik kulit buatan adalah rangkaian sensor nanoribbon silicon kristal super tipis.Kulit dapat mengirim sinyal listrik yang berisi informasi yang terdeteksi ke dalam tubuh,memicu saraf perifer melalui rangkaian multi-elektroda super tipis.
Kulit dibuat sangat tipis,memungkinkan fleksibilitas yang sangat rendah,yang memungkinkannya membungkus atau meregangkan permukaan apapun.Tim peneliti mengatakan bahwa pekerjaan masih perlu dilakukan untuk menghubungkan sensor individual.
Tim tersebut mengatakan bahwa tujuan utamanya adalah memiliki array sensor elastic untuk menarik rincian tentang lingkungan eksternal yang terhubung ke saraf perifer,yang memungkinkan sinyal dikirim ke otak.
Pendeteksian Sinyal Otot
Selain merasakan lingkungan eksternal,peneliti prostetik juga mengembangkan sensor untuk mendeteksi apa yang terjadi di dalam tubuh pengguna.
Pada tahun 2014,para periset di University of Colorado mengumumkan pengembangan sensor yang dirancang untuk mengambil sinyal otot alami untuk memperbaiki control prostetik tangan dan lengan.Sistem lain yang digunakan untuk tujuan ini bergantung pada sensor yang ditempatkan diatas kulit,namun sistem baru ini menggunakan sensor yang ditanam di dalam otot anggota tubuh residual.
Sistem yang ada hanya memiliki dua sensor,satu untuk membuka tangan dan satu untuk menutupnya.18 sensor sistem baru dirancang untuk control jari individual yang tepat.
Dapatkan lebih banyak informasi tentang teknologi sensor dan lainnya dengan klik Automationindo.
0 komentar:
Posting Komentar